Jumat, 28 Desember 2012

Filled Under:

Kekuatan Doa #1 (Edisi 1)

Ini kisah tentang keluarga Haji Muhidin (nama samaran) bukan yang di tivi tapi sifatnya hampir sama. Nama ini diberikan oleh warga yang sedikit geram dengan tingkah laku mereka.

Mereka keluarga yang sederhana dan biasa-biasa saja, tapi polahnya sungguh luar biasa. Entah apa yang ada dalam benak mereka. terkadang mereka sangat senang melihat tetangganya yang menderita bahkan akan menjadikannya bahan pembicaraan sebagai hot news. Bukan itu saja, terkadang ada fitnah yang keluar dari mulut mereka yang membuat warga benar-benar sakit dibuatnya. 

Bisa dibilang kepala keluarganya adalah kyai orang yang taat beribadah bahkan rajin ke masjid. Tapiiii warga tetap dibuat bingung. Seorang yang taat beragama tidak bisa menjaga lisannya bahkan tidak bisa membawa keluarganya untuk sekedar sholat atau menutup auratnya. Bukankah orang yang mengerti agama dan Al-qur'an harusnya tau tugas seorang kepala keluarga. 

Suatu hari saat ada tetangga yang menggelar hajatan mereka merasa susah, padahal tetangga yang lain ikut senang bahkan selalu membantu dari mulai sampai berakhirnya hajatan. Saat yang lain membantu, mereka hanya duduk sambil menonton tapi saat acara makan-makan untuk penutupan hajatan mereka terdepan "astaghfirullahal'adzim tetangga benar-benar dibuat geli melihatnya.

Perbedaan pendapat setiap imam masjid itu hal yang wajar tapi akan tidak wajar saat pendapat seorang imam tidak dilakukan oleh jama'ahnya lantas meninggalkan jama'ah dan memutuskan tali silaturahmi "na'udzubilahimindzalik. Itu terjadi pada Haji Muhidin, saat dia mengajak jama'ah sholat gaib untuk jenazah seorang non-muslim. Pendapat beliau adalah mengislamkan jenazah dengan mensholatkannya tapi dalam hadist jelas dikatakan Allah SWT tidak akan menerima taubatan seorang hamba saat nyawa sampai pada kerongkongan. Dan para jama'ah tetap berpegang teguh pada hadist tersebut "Alhamdulillah.Lebih baik dibenci oleh seorang manusia daripada dibenci Allah SWT. Karena hal inilah beliau sudah tidak berkenan mengumandangkan adzan dan menjadi imam para jama'ah dan memilih untuk pindah ke jama'ah masjid lainnya.

Para jama'ah tetap lapang dada, bersabar, dan ikhlas memafkannya bahkan tetap menganggapnya saudara meski mereka tidak pandang bulu terhadap keluarga. Walaupun para jama'ah sering dibuat kecewa dan sakit hati, sungguh di hati para jama'ah ingin sekali mereka segera bertaubat. Mereka adalah gambaran orang-orang munafik di zaman sekarang. Haji Muhidin sering berdakwah di masjid-masjid, beliau mengingatkan para jama'ah tentang agama. Tapi sungguh itu tidak berguna jikalau beliau tidak mengajak serta keluarganya untuk taat beribadah. Bukankah imam keluarga harus memulai sesuatu dari keluarganya sendiri. Sangat disayangkan seorang imam yang taat beragama tapi keluarganya bahkan belum bisa membaca Al-qur'an dari huruf Alif Ba Ta Tsa. Semoga Allah SWT memberi jalan hidayah untuk mereka aamiin.

Dalam setiap sholatnya dan dalam do'a para jama'ah ada nama Haji Muhidin dan keluarganya. Dengan tulus ikhlas para jama'ah berdoa agar mereka memperoleh pintu hidayah. Para jama'ah merindukan kedamaian di kampungnya. Demi tercapainya kedamaian para jama'ah memohon kepada Allah SWT sang maha Pencipta langit dan bumi untuk menurunkan rahmatNya. Memohon supaya Allah SWT berkenan memberi pintu hidayah dan taubat untuk keluarga Haji Muhidin. 

Allah SWT menciptakan orang-orang yang menyebalkan untuk melatih kesabaran, itu hikmah yang diambil para jama'ah. Para jama'ah pun tidak menyerah dalam berdo'a. Suatu ketika saat mulai dibuka kembali TPQ, salah satu anak Haji Muhidin ikut mengaji belajar Al-qur'an (mulai dari jilid I) "Alhamdulillahirrobbil'alamiin. Satu pintu hidayah telah dibuka oleh Allah SWT. Tak berselang lama saat maghrib tiba terlihat istri Haji Muhidin berada di shaf paling depan jama'ah wanita "Subhanallahiwalhamdulillahiwalaillaahailallahuallahuakbar :))). Sungguh hati para jamaah girang bukan kepalang. Tapi para jama'ah tetap mendo'akan mereka agar terus istiqomah di jalan Allah SWT dan keluarga yang lain mengikutinya "aamiin Allahuma aamiin.


*To be continued ......................................................................

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 Be a good muslimah (^_^).